Sejak dulu, aku memang tertarik dengan isu pemberdayaan perempuan. Aku termasuk perempuan yang tidak mau dibatasi. I can do everything I want. Aku membiasakan diri untuk berani mengambil keputusan, berani menghadapi hal-hal baru, bertemu orang baru, dan percaya diri.
Obrolan menarik mengenai kepemimpinan dan perempuan aku dapatkan ketika mengikuti sesi Idea Talks dalam acara IDEAFEST 2020 Restart. Di hari pertama, ada sesi dengan tema "More Than a Woman: How These Female Leaders Make a Change" yang diisi oleh narasumber-narasumber perempuan hebat, yaitu:
- Vera Galuh Sugijanto sebagai VP General Secretary Sari Husada
- Dewi Muliaty sebagai Presiden Direktur Prodia, dan
- Hannah Al Rashid sebagai Aktor dan Aktivis
Mereka adalah perempuan-perempuan hebat di bidangnya masing-masing. Gak main-main, mereka adalah pemimpin di perusahaan-perusahaan besar dengan jumlah karyawan yang tidak sedikit, juga aktivis yang selalu memperjuangkan kesetaraan gender dan pemenuhan hak-hak perempuan.
Kepemimpinan dan Perempuan
Dari obrolan selama kurang lebih satu jam tersebut, aku mendapatkan berbagai insight menarik mengenai kepemimpinan dan perempuan. Salah satu isu yang dekat dengan kehidupan sehari-hari adalah mengenai perempuan yang mostly dinilai hanya berdasarkan paras dan fisiknya saja, bukan kapabilitasnya. Hal ini membuat kapabilitas seorang perempuan terabaikan.
Berbicara mengenai kepemimpinan dan perempuan, cukup banyak hambatan bagi seorang perempuan untuk menjadi pemimpin. Sering kali perempuan dianggap tidak capable hanya karena konsep patriarki, menganggap bahwa laki-laki memiliki otoritas terhadap perempuan, dan perempuan cukup mengikuti apa yang diperintahkan laki-laki sehingga perempuan tidak bisa berdaya. Hal ini disampaikan Hannah Al Rashid yang juga aktiv menyuarakan isu kesetaraan gender.
Perempuan juga sering dianggap tidak perlu mengenyam pendidikan terlalu tinggi. Takut gak laku katanya. Atau, "Ujung-ujungnya juga jadi ibu rumah tangga dan ngurus anak, ngapains sekolah tinggi-tinggi?". Pedahal, untuk menjadi seorang ibu diperlukan pendidikan yang baik untuk mendukung tumbuh kembang anak. Tidak ada yang salah dengan mengenyam pendidikan tinggi, toh ilmu tidak berat dibawa.
Ibu Vera Galuh Sugijanto selaku VP General Secretary Sari Husada menuturkan bahwa untuk menjadi seorang pemimpin (apalagi perempuan), dibutuhkan support system mulai dari keluarga hingga team yang solid. Dukungan di tempat kerja sangat berpengaruh terhadap kepemimpinan seorang perempuan. Dukungan tersebut bukan hanya datang dari rekan kerja saja, tetapi juga tempat kerja berkenaan dengan fasilitas yang mendukung perempuan untuk bekerja seperti adanya ruang menyusui untuk perempuan yang harus pumping, diberlakukannya cuti hamil dan melahirkan, dan kebijakan-kebijakan lainnya.
Ibu Dewi Mulianty membenarkan penuturan Ibu Vera. Menurut beliau, wanita itu multitasking. Bisa mengerjakan pekerjaan di kantor sekaligus mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Jadi, perempuan sangat bisa memimpin. Beliau sebagai Presiden Direktur Prodia membuktikan bahwa perempuan bisa memimpin sebuah perusahaan besar dengan hampir 4000 karyawan dan ratusan cabang di Indonesia.
Perempuan Sukses, Harus Dimulai Sejak Dini
Ibu Vera mengatakan bahwa kalau kita bicara perempuan sukses, harus dimulai sejak dini. Wait, maksudnya "sejak dini" itu sejak kapan?
Sejak dini yang dimaksud adalah sejak anak dalam kandungan, sejak 1000 hari pertama kehidupan. Sari Husada percaya pentingnya 1000 hari pertama kehidupan untuk menyiapkan generasi yang lebih baik. Tidak hanya mengeluarkan produk penunjang nutrisi dan gizi di 1000 hari pertama kehidupan, Sari Husada juga mengedukasi dan membuat beberapa program yang mendukung pemberdayaan perempuan, salah satunya adalah dengan program Warung Anak Sehat.
Warung Anak Sehat merupakan program pemberdayaan ibu-ibu kantin sekolah untuk menyediakan makanan sehat yang sesuai dengan gizi dan nutrisi yang dibutuhkan anak. Tidak hanya support dalam bentuk finansial, tapi juga edukasi secara berkelanjutan.
Pesan Untuk Perempuan yang Ingin Jadi Pemimpin
Start from us, show the capability, find the right support system and don't forget to have 'me time'.
Post a Comment