"Ta, kok berani sih traveling sendirian ke Turki? Beneran sendirian?"
Pertanyaan itu sudah berulang kali dilontarkan kepadaku. Seringnya, pertanyaan tersebut dilontarkan dengan dahi mengkerut, beberapa seperti tidak percaya, dan beberapa lagi bertanya dengan mata berbinar.
Mungkin solo traveling untuk beberapa orang terasa menyeramkan. Sendirian, kesepian, dan gak tahu mau berbuat apa. Sehingga, banyak orang yang menganggap solo traveling sebagai hal yang tidak lumrah, apalagi untuk perempuan. Kenapa? Karena perempuan dianggap rentan menjadi target kekerasan, salah satunya. Berbahaya.
Lalu, kenapa berani solo traveling ke Turki?
Penasaran. Penasaran gimana rasanya tinggal sendirian di negeri orang, tanpa ada yang kenal sama sekali. Penasaran ingin bertemu orang baru. Penasaran ingin melihat banyak tempat baru. Penasaran bagaimana rasanya tersesat di tempat baru. Rasa penasaran itu yang bikin aku semangat dan sangat menikmati hal-hal yang terjadi disana.
Ya, aku menghabiskan satu bulan di Turki mulai tanggal 11 Desember 2018 sampai tanggal 10 Januari 2019. Ini ceritanya!
Tentang Turki
Turki adalah sebuah negara di kawasan Eurasia. Uniknya, Sebagian Turki berada di wilayah Eropa dan sebagian lagi berada di wilayah Asia. Meskipun Turki ini identik sekali dengan Istanbul, tapi ternyata ibu kotanya adalah Ankara.
Budaya Turki adalah campuran budaya Timur dan Barat yang unik, makannya Turki sering diperkenalkan sebagai jempatan antara dua peradaban.
Mayoritas penduduk di Turki beragama islam. Jadi untuk kamu yang muslim, gak usah khawatir kesusahan traveling disana. Mudah sekali menemukan tempat ibadah, mudah juga menemukan makanan halal. Transportasi umum di Turki juga terintegrasi dengan baik dan fasilitasnya juga memudahkan turis yang berkunjung kesana.
Baca juga:
Transportasi Umum di Turki
Kemana aja di Turki?
Traveling ke Turki, berarti kamu akan siap terkagum dengan arsitektur dan sejarahnya yang kaya. Setiap kota atau daerah yang dikunjungi memiliki ciri khasnya masing-masing. Mostly, tempat wisata di Turki adalah bangunan-bangunan bersejarah seperti Hagia Sophia dan Blue Mosque di Istanbul, Ephesus di Izmir, Hierapolis Ancient Theater di Pamukkale, Old City di Antalya, dan masih banyak lagi.
Baca juga:
Pesona Hagia Sophia
Gak cuma itu, wisata alam yang ada di Turki juga mengagumkan. Kamu bisa melihat megahnya Red Valley dan Underground City di Cappadocia, melihat Duden Waterfall di Antalya, menjelajah Prince Island di Istanbul, main ski di Uludag Bursa, dll.
 |
Antalya |
Baca juga:
Pesona Cappadocia
Dalam sebulan, aku mengunjungi 5 kota di Turki yaitu Istanbul, Cappadocia, Antalya, Denizli dan Izmir. Aku mengunjungi 4 kota selain Istanbul dalam kurun waktu 2 minggu, dan 2 minggu lagi stay di Istanbul dan berjalan-jalan di Prince Island dan Uskudar.
Seminggu awal di Istanbul aku gunakan untuk penyesuaian diri terhadap cuaca, makanan dan lingkungan disana. Aku belajar naik transportasi umum disana, berjalan jauh mengeksplore tempat-tempat disana, memikirnya dimana menginap seminggu kedepan, dll. Pokoknya semacam pengenalan.
Nah, seminggu setelahnya aku persiapan untuk menuju empat kota lainnya, Aku membuat plan, mencari tahu tentang transportasi apa saja yang bisa digunakan, mencari hostel, dan memperhitungkan budget perjalanan.
Akhrinya aku memutuskan untuk traveling dengan rute Cappadocia-Antalya-Denizli-Izmir-Bursa dan kembali ke Istanbul. Transportasi yang digunakan untuk antar kota adalah bus, hanya dari Istanbul ke Cappadocia saja yang menggunakan pesawat.
Aku baru menentukan tempat wisata yang akan dikunjungi ketika sampai di kota tersebut. Sambil istirahat dan leha-laha, aku biasanya baru browsing dan mencatat dengan detail tempat wisata yang akan dikunjungi dan menyesuaikan dengan budget yang dimiliki.
Yang aku lakukan selama 4 hari di Cappadocia:
- Mengunjungi Goreme Open Air Museum\
- Menjelajah Red Valley
- Menelusuri Underground City
- Naik Hot Air Ballon
- Pertama kali belanja di BIM (Supermarket)
 |
Red Valley |
 |
Goreme Open Air Museum |
 |
Underground City |
 |
Hot Air Balloon |
Yang aku lakukan selama 3 hari di Antalya:
- Mengunjungi Old City
- Mengunjungi pelabuhan tua dan naik kapalnya
- Menikmati keindahan Duden Waterfall
- Minum Turkish Coffee
 |
Old City |
 |
Tour |
 |
Pelabuhan Tua |
 |
Duden Waterfall |
 |
Waiting Turkish Coffee with Friend |
Yang aku lakukan selama 2 hari di Denizli:
1. Menapakan kaki di gunung salju yang aku lupa namanya
2. Menjelajah Pamukkale
3. Menikmati keindahan Hierapolis Ancient Theater
4. Makan Turkish Pizza
Ya, karena sakit itu aku gagal berkunjung ke Bursa.
 |
Gunung Salju |
 |
Pamukkale |
 |
Pamukkale Park |
 |
Hierapolis |
 |
Harus Buka Sepatu sebelum Masuk Pamukkale |
Yang aku lakukan selama 3 hari di Izmir:
- Melihat Saat Kulesi (Clock Tower)
- Duduk-duduk sore di Pantai dekat Konak Square
- Sakit
 |
Clock Tower |
 |
Bike and Walking Area |
Yang aku lakukan selama berminggu-minggu di Istanbul:
- Mengunjungi Hagia Sophia
- Solat di Blue Mosque
- Topkapi Palace
- Belanja di Grand Bazzar
- Duduk-duduk di Eminonu
- Liat Istanbul dari Galata Tower
- Menjelajah Price Island
- Jalan kaki ke Ortakoy
- Liat Miaden's Tower
- Main ke Uskudar
- Ngintip Dolmabahce Palace
- Bolak-balik di Istiklal Caddesi
- Main di Taksim Square
- Nyobain naik semua transportasi di Istanbul
- Belanja di Egyptian Bazzar
- Masuk ke mall-mall
- Ke Starbucks kalo lagi kedinginan diluar
Makanan di Turki?
Kamu akan menemukan kebab dimana-mana. Jangan bayangkan kebab di Turki sama dengan kebab yang dijual di Indonesia, sangat beda. Kebab di Turki disajikan di piring, dengan berbagai macam sayuran dan roti. Kebab versi Indonesia kalau di Turki namanya Doner Kebab dan harganya kebih murah daripada kebab.
Terus makan kebab terus dong setiap hari? Enggak dong. Ada banyak pilihan makanan di Turki, nasi pun ada tapi nasi yang lonjong. Ada banyak pilihan makanan disana dari yang murah sampai yang mahal. Restauran Asia pun ada untuk kamu yang rindu makanan asia.
 |
Turkish Delight |
Karena restaurant Indonesia cukup jauh dari Istanbul, aku sering makan di restaurant Malaysia kalau lagi rindu makanan Indonesia. Memang rasanya gak sama, tapi mendekati lah. Kalau makan makanan Turki, aku harus menambahkan garam dan cabe bubuk di makananku karena menurutku rasanya hambar.
Kalau kamu ingin makan murah meriah, kamu bisa cari tempat makan yang seperti prasmanan biasanya harganya lebih murah daripada di restaurant. Atau kamu pastikan dulu harganya berapa, sebelum khilaf memesan bnyak makanan.
Makanan yang harus kamu coba di Turki:
- Turkish Breakfast
- Kunefe
- Baklava
- Turkish Pizza
- Gozleme
- Menemen
- Kebab
- Borek
- Dondurma
- Kofte
- Turkish Delight
- Simit
- Lahmacun
Oh iya, kamu juga bisa makan simit, roti khas Turki dengan taburan wijen diatasnya. Mudah sekali menemukan makanan ini karena dijual dimana-mana. Harganya murah, hanya 3-5TL. Lebih enak kalau ditambah Nutella loh!
 |
Turkish Tea |
 |
Gozleme |
 |
Membuat Gozleme |
Orang Turki gimana?
Selama aku solo traveling disana, orang Turki baik-baik kok. Aku bertemu Cem yang membantu aku belajar naik transportasi umum disana, aku bertemu pemilik hostel yang memperbolehkan aku menyimpan koper besar disana ketika aku berkunjung ke kota lain, aku bertemu kondektur bis yang memastikan aku tidak salah naik bis, aku bertemu Muhammed dan pacarnya yang memasak masakan super lezat untukku, aku bertemu pemilik restaurant yang meskipun gak bisa bahasa inggris tapi berusaha berkomunikasi sama aku, aku bertemu ibu-ibu yang mau meminjamkan transportasi kartnya kepadaku, bertemu Nilay yang memberikan sup saat aku sakit, dan masih banyak orang baik yang aku temui disana.
Meskipun begitu, ketika solo traveling tetap harus berhati-hati ya apalagi ketika berbincang dengan orang baru. Tetap berpikir logis dan percaya sama insting kamu! Aku sih selama ini suka mengandalkan insting untuk tau yang mana yang baik dan gak baik, rasanya beda kok.
Apa aja perjuangan pas Solo Traveling di Turki?
Banyak banget. Dari mulai harus peka sama sekitar, harus belajar beradaptasi dengan cepat, juga harus mandiri.
Pertama adalah saat baru sampe Turki dan mau ke apartemen. Jalan dari pas turun kereta ke apartemennya cukup jauh, jalannya naik turun, bawaan aku banyak. Lumayan capek sekaligus pusing karena harus mantengin Google Maps terus.
Setelah 5 hari disana, aku pindahan ke hostel menggunakan uber, Ternyata supirnya gak bisa bahasa inggris, aku bingung juga ngarahinnya gimana. Thanks to Google Translate!
Pertama nyoba naik Metro sempet nyasar karena salah baca sign.
Beli makanan pinggir jalan, ternyata bapaknya gak bisa bahasa inggris dan gak ada menu. Akhirnya ngandelin tunjuk-tunjukan makanan aja.
Pas traveling kesana aku bawa laptop karena kerjaan harus tetep jalan. Tiap jalan keluar, was-was ninggalin laptip di hostel tapi mau gak mau harus ditinggalin karena berat kalau dibawa kemana-mana haha.
Sempet sedih kalau sarapan di hostel, gak kenyang.
Adaptasi sama cuaca (karena pas musim dingin) cukup perjuangan banget sih. Yang biasanya di Jakarta panas, sekarang harus hidup di suhu dibawah sepuluh derajat malah bisa sampai minus. Kulit kering banget, mata juga bengkak, kepala pusing kalo kelamaan diluar. HAHA.
Harus dipaksain ngobrol pake bahasa inggris. Aku sendiri belum terbiasa untuk ngobrol panjang lebar pake bahasa inggris, tapi ya terpaksa. Dengan terpaksa akhirnya jadi mau belajar, mau cari tahu, dan akhirnya jadi terbiasa.
Jalan puluhan kilometer dalam sehari, gak boleh males-malesan. Kalo di Jakarta naik gojek aja meskipun deket, disana harus jalan. Bahkan pernah sehari jalannya sampe 20km. Gak kebayang tapi ternyata jauh juga ya.
Homesick! Kerasa banget pas sakit sedihnya kayak apa. Harus makan tapi buat jalan keluar pun lemes banget. Gak bisa go-food kayak di Indonesia, harus jalan ke restaurantnya. Roti disana juga keras, gak nikmat makannya.
Nyasar pas naik bus gara-gara salah input nama tempat, jadinya jauh banget dan harus balik lagi, Di Turki juga kamu harus punya kartu transportasi buat naik bus, metro, feri, dll. Aku pernah loh gak bayar gara-gara gak punya kartu...
Pas mau pulang ke Indo, dari apartemen menuju halte bus itu lumayan jauh. Sedangkan aku bawa banyak barang yang mau gak mau harus bolak-balik drop barang. Udah sakit banget pundak karena bawa barang berat dengan jalan turun-naik yang ekstrim. Untuk kondekturnya baik mau dititipin barang aku pas aku harus balik lagi buat ambil barang lainnya.
Pokoknya, seru banget solo traveling disana apalagi waktunya sebulan jadi aku bisa bener-bener menikmati tinggal disana. Travelingnya juga jadi gak buru-buru, bisa menyesuaikan sama kondisi badan.
Tinggal sebulan disana juga bikin aku betah. Udah hafal rute transportasinya, udah hapal tempat-tempat asik buat duduk-duduk menikmati pemandangan, udah tau mau makan apa dan dimana, dan pastinya bikin sedih juga mau ninggalin Turki dan balik ke Indonesia.
Yang terpenting, dengan perjalanan ini aku bisa banyak belajar dan punya sudut pandang baru. Aku bisa melihat dengan lebih luas, berpikir dengan lebih jernih, dan tentunya lebih toleran sama perbedaan.
Tesekkur Ederin, Turki
Ka, kalo untuk travel sebulan gitu.. Biasanya pas bikin visa atau di imigrasi nya pasti ada di tanya hotel atau tinggalnya dimana kan ya ka selama di Turki.. Itu gimana ka? Tetep bisa sebutin hotel tertentu yang kita misal cuma nginep 1/2 hari?
ReplyDeleteHi,
DeleteIya ditanya. Tinggal sebutin aja hotelnya dimana, untuk berapa lama. Gak banyak ditanya kok pas di imigrasi hehe
Kalo misal tiket pulang kita 7 hari kedepan, tapi kita di hotel tersebut cuma 3 malam sisa nya kaya nginep di temen.. Juga bisa? Jelasin aja apa adanya?
ReplyDeleteKalo urus visa gitu atau di imigrasi nya ada minimum saldo yg harus kita miliki ga sih ka di ATM kita, baru bisa lolos? Nanti suka ditanyain ga disana? Hehe maaf ya ka nanya aja nih aku
Makasih🙏
untuk visa turki gampang banget, dan setau ku gak cek saldo di ATM juga. Kalo pas aku ditanyanya juga dikit sih cuma tinggal dimana, sendirian atau barengan, sama mau ngapain ke Turki. Dan tinggal dijawab apa adanya aja deh :D
DeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeletemembaca judulnya tadi sempat kaget. kirain baru baru saja travelling nya ke turki. ternyata sudah tahun lalu, ehehe
ReplyDeleteThanks for sharing! Aku juga sering solo traveling sendiri karena lebih leluasa mau ngapa2in. Tapi jujur karena stigma Turki dibilang ga aman buat cewe jalan sendirian jadi ga pernah consider kesana. Ternyata aman ya? wah musti masukin wishlist nih. Hihi
ReplyDeletePas aku kesana alhamdulillah ga ada yang aneh-aneh atau bikin aku ngerasa gak aman. Tapi, tetep harus waspada yaa! Semoga nanti bisa solo traveling ke sana :D
DeleteWah.. keren bgt ini artikel.... trims infox sist..sy rencana solo travel februari 2021, tapi masih mikir sama kebijakan disana tentang covid...
ReplyDeleteSaya juga berNgkat februari nih. Siapa tau bareng jumpa disana.
DeleteKaka tanya dong rencana aku mau kesana pas february nih, yang aku mau tanya apa aja ya syaratnya. Apakah aku harus beli tiket dulu baru apply visa atau sebaliknya? Dan untuk kebijakan aku tahu harus rapid tesdr jkt kesana dan pcr tes ketika balik ke indonesia. Dan syarat lainnya misalnya surat pengantar dr kantor itu mau atau tidak. Terima kasih.
ReplyDeleteHaloo maaf baru kebaca:( Iya beli tiket dulu, baru VISA. VISA gampang banget kok, jadinya bentar. Untuk kesana pas pandemi gini aku kurang tau gimana.
DeleteKalau transportasi Antar kitanya gampang gak Di Sana? Terus gak takut kena copet kalau sendirian gitu?
ReplyDeletemaksudnya antar kita gimana ya? Alhamdulillah gak ngalamin kejadian buruk disana. Mungkin lebih berhati-hati aja ya.
DeleteHi... aku jg pengen Solo traveling nih blm prnh biasanya ramean & pengen nyoba ke turki lg sendiri, boleh rekomen homestay yg terjangkau ?
ReplyDeleteHalooo. Aku bahas sedikit disini yaa https://www.aivatko.com/2019/01/opsi-tempat-menginap-di-turki.html
DeleteHalo kak, insightful banget tulisannyaaa, buat rincian biaya dll jugaa dongg hehe 😊
ReplyDeleteThank you mba. Aku bahas disini tapi gak lengkap soalnya kan tergantung kebutuhan masing-masing juga. https://www.aivatko.com/2019/10/budget-liburan-ke-turki.html
DeleteWow keren mbak ... pas googling se bulan di Turki ketemu blognya.. Izin Share ya .. makasih
ReplyDeleteThank you, Mbak. Silahkan mbak :D
DeleteHalo mbak, seneng rasanya bisa nemuin tulisan women solo traveler :) anw aku Juli rencana ke Turki sendirian, dan rencana aku bakal ke Cappadocia, Izmir dan juga Pamukkale. Cuma aku masih bingung ketika nanti di dalam kotanya itu apakah tempat wisatanya cukup bisa dijangkau dengan jalan kaki? Atau harus naik kendaraan? Soalnya aku ga punya sim internasional jadi ga bisa sewa kendaraan. Mohon pencerahannya ya mbak :)
ReplyDeleteKombinasi naik kendaraan dan jalan. Soalnya kadang kendaraan umum gak sampe depan tempat wisatanya banget jadi tetep kudu jalan kaki. Tapi menyenangkan sih jalan kaki disana, malah aku pernah sehari jalan 20km lebih wkwk
ReplyDeletehi kak tulisannya sangat menarik dan bermanfaat. kalo ke tempat wisata seperti di cappadocia kaka ikut tur kah atau sewa kendaraan? itu sewa nya online atau lgsg ya kak? dan untuk bus antarkota nya kaka beli tiket online atau langsung di tempat?
ReplyDeleteapakah seperti kota antalya, pamukkale itu transportasi umumnya mudah seperti di istanbul?
terimakasih
Share pengeluarannya kira2 berapa donk kak. Terima kasih ya
ReplyDeleteAku selalu senang baca artikel-artikel yang liburan ke Turki meskipun aku sudah merasakan langsung tiba di negara tersebut. Hanya saja,aku selalu percaya bahwa beda orang beda pengalaman makanya senang bisa baca cerita perjalanan orang lain juga meskipun aku sudah pernah berkunjung juga. Perjuangan banget menjadi solo traveling ya kak karena aku pun sendirian ke Turki. Paham setidaknya rasa lelah bawa barang sendirian itu,ehheh......
ReplyDelete