• by Oktavia Wijaya
Banyak yang nanya "Pas di Turki nginep dimana?" dan jawabannya adalah nomaden alias pindah-pindah.
Pas di Turki, aku emang berencana buat nyobain semua opsi menginap disini dari mulai yang tinggal bareng host, sendirian, tinggal bareng banyak orang di kamar, pokoknya dicobain semua deh dan ternyata asik.
Selaama berpindah-pindah itu, bersyukur gak pernah dapet kesan yang jelek atau hal-hal yang gak mengenakan. Semuanya berkesan, dan memiliki kesan masing-masing. Jadi pas di Turki nginep dimana aja?
Tapi seharusnya jangan coba-coba booking hotel mendadak sih, gawat!
Dari sekian banyak opsi menginap, apa aja nih yang harus diperhitungkan dalam memilih tempat menginap pas Traveling?
1. Kenyamanan
Pas di Turki, aku emang berencana buat nyobain semua opsi menginap disini dari mulai yang tinggal bareng host, sendirian, tinggal bareng banyak orang di kamar, pokoknya dicobain semua deh dan ternyata asik.
Selaama berpindah-pindah itu, bersyukur gak pernah dapet kesan yang jelek atau hal-hal yang gak mengenakan. Semuanya berkesan, dan memiliki kesan masing-masing. Jadi pas di Turki nginep dimana aja?
Airbnb
Ini adalah opsi penginapan pertama yang aku ambil pas ke Turki. Airbnb adalah layanan online yang menyediakan jasa sewa rumah atau apartemen yang tersebar di seluruh dunia. Apa aja yang bisa disewa? Ada apartemen, rumah dan villa.
Ada 2 pilihan tempat menginap di Airbnb ini yaitu shared room atau entire apartement.
Kalau kamu memilih shared room, kamu bakalan tinggal satu rumah dengan yang punya rumah. Kamu akan diberikan 1 kamar pribadi, dan ruangan lain dalam rumah digunakan bersama seperti dapur, kamar mandi, ruang tamu, dll.
Aku pilih Airbnb yang shared room pas pertama dateng ke Turki. Lokasinya di Sisli. Hostnya adalah seorang karyawan bank berusia 30 tahunan. Ketika sampai, aku diajak makan malam bersama dia dan pasangannya, mereka memasak makanan khas Turki yang aku lupa namanya.
Selain shared room, ada juga entire apartment. Harganya lebih mahal, tapi semua ruangan jadi milik penyewa jadi lebih private. Ini aku cobain pas malem tahun baru selama 3 hari. Penginapan penuh dimana-mana dan harga sewanya mahal. Akhirnya dapet di daerah Sultan Ahmet dengan lokasi cukup strategis deket stasiun dan tempat makan.
Kamu bisa langsung klik www.airbnb.com buat liat jenis-jenis penginapan disana. Jangan lupa perhatikan soal rules, waktu check in, dll-nya ya dan di cek juga reviewnya!
Jenis pembayaran di Airbnb adalah menggunakan Kartu Kredit, jadi siapkan dulu kartu kredit kamu ya.
Hotel
Ini adalah opsi penginapan yang udah gak asing lagi. Ada banyak pilihan hotel dengan beragam fasilitas di Turki. Biasanya, memesan hotel bisa melalui booking.com, tapi sayang sekali situs tersebut gak bisa dipakai di Turki. Jadi kamu bisa pakai opsi aplikasi booking hotel lainnya atau datang langsung ke hotelnya.Tapi seharusnya jangan coba-coba booking hotel mendadak sih, gawat!
Hostel
Nah, penginapan model ini biasanya yang diminati para backpacker atau solo traveler. Hostel ini cenderung kayak asrama. Jadi dalam 1 kamar bisa dihuni banyak orang dengan fasilitas lainnya digunakan bersama.
Pas di Turki, aku nginep di Green House Hostel daerah Taksim dan betah banget disana. Kenapa betah? Hostelnya bersih, ada dorm khusus wanuta (karena beberapa hostel lainnya campur), toiletnya bersih, lokasinya dekat Taksim (pusat keramaian Istanbul), dan receptionistnya baik banget!
Bahkan pas aku traveling ke Asian Sidenya Turki, mereka memperbolehkan aku ninggalin koper disana. Pedahal travelingnya lumayan lama dan koperku aman-aman saja!
Selain itu, setiap tempat tidur diberikan sekat (gorden) untuk menjaga privasi masing-masing tamu. Tapi ya namanya sekamar banyakan, pasti gak semua satu tipe kepribadian kan?
Couchsurfing
Ini pertama kalinya aku nyobain CS. Awalnya ragu karena aku solo traveling dan cewek, sedangkan di CS kebanyakan cowok. Tapi setelah aku nanya-nanya ke temen yang pake CS, katanya CS oke kok cuma ya memang untuk wanita harus lebih berhati-hati.
Catatan penting sebelum milih host di CS adalah liat dulu reviewnya! Selain itu, cek juga apakah kamu dapet shared room atau private room.
Bersama Host dari CS |
Dari sekian banyak opsi menginap, apa aja nih yang harus diperhitungkan dalam memilih tempat menginap pas Traveling?
1. Kenyamanan
Tempat menginap adalah tempat kamu istirahat. So, pastikan tempat menginap kamu bikin kamu nyaman.
Misalnya pas kemarin solo traveling aku gak masalah tidur di hostel dengan tipe dormitory, jadi aku nyaman-nyaman aja nginep disana. Tapi mungkin keadaannya akan berbeda kalau kamu gak nyaman tidur satu kamar sama banyak orang (beserta dramanya). Jadi, kamu harus tahu dulu ingin penginapan yang seperti apa yang bisa bikin kamu nyaman!
2. Keamanan
Ini juga penting. Traveling adalah saatnya untuk bersenang-senang. Jadi, pastikan tempat menginap kamu aman untuk barang-barang kamu dan untuk diri kamu sendiri.
Aku kemarin sewa hostel yang ada lokernya karena bawa laptop. Meskipun terlihat aman, kamu juga jangan sampai abai ya sama barang-barang pribadi kamu.
3. Lokasi
Lokasi penginapan kamu juga harus diperhitungkan. Karena aku mikirin tentang pulang malam, aku pilih lokasi tempat menginap di yang dekat keramaian meskipun lebih mahal daripada yang jauh dari keramaian.
4. Cost
Perhitungkan harga tempat menginap kamu dengan jarak ke lokasi wisata yang pengen kamu datengin.
Misalkan penginapan murah tapi jauh dari tempat yang pengen kamu datengin, apakah lebih murah daripada tempat menginap yang dekat tempat wisata tapi lebih mahal? Atau apakah lebih baik memilih tempat menginap yang murah tapi beresiko daripada tempat yang agak mahal tapi aman?
Intinya, dalam menentukan penginapan itu butuh banyak pertimbangan. Makannya, pertimbangkan baik-baik mengenai tempat kamu menginap kalau lagi traveling ya, apalagi kalau travelingnya sendirian!
• by Oktavia Wijaya
Megahnya Underground City di Turki!
Bayramlı Mahallesi, Niğde Cd., 50700 Derinkuyu/Nevşehir, Turkey
Masih di Cappadocia, salah satu wisata yang gak boleh kamu lewatkan adalah mengunjungi underground city atau kota bawah tanah. Selama mengunjungi tempat tersebut, kata-kata yang keluar dari mulut aku adalah:
"WOOOOW"
"Gila!"
"Kok bisa?"
"Canggih."
"Keren Banget."
Sambil menatap sekeliling dengan mata berbinar.
Underground city di Cappadocia, Turki ini ada 2 yaitu Derinkuyu dan Kaymakli. Keduanya hampir sama, hanya bedanya di luas dan kedalaman.
Kamu bisa ikut Green Tour buat mengunjungi underground city dan beberapa tempat wisata lainnya. Tapi, kamu juga bisa naik bus sendiri buat sampai ke tempat itu. Plan yang aku buat adalah Derinkuyu Underground City terlebih dahulu, baru ke Kaymakli Underground City. Dari Goreme, kamu bisa naik bus 2 kali dengan harga 8TL dan 5TL dengan jarak sekitar 40 km.
"WOOOOW"
"Gila!"
"Kok bisa?"
"Canggih."
"Keren Banget."
Sambil menatap sekeliling dengan mata berbinar.
Underground city di Cappadocia, Turki ini ada 2 yaitu Derinkuyu dan Kaymakli. Keduanya hampir sama, hanya bedanya di luas dan kedalaman.
Kamu bisa ikut Green Tour buat mengunjungi underground city dan beberapa tempat wisata lainnya. Tapi, kamu juga bisa naik bus sendiri buat sampai ke tempat itu. Plan yang aku buat adalah Derinkuyu Underground City terlebih dahulu, baru ke Kaymakli Underground City. Dari Goreme, kamu bisa naik bus 2 kali dengan harga 8TL dan 5TL dengan jarak sekitar 40 km.
Peta dari Goreme ke Underground City |
Derinkuyu Underground City
Kurang dari 1 jam perjalanan dari Goreme, aku sampai di terminal bus dekat Derinkuyu Underground City. Aku tinggal menyebrang jalan, dan petunjuk arah tempat wisata sudah terlihat dari jauh.
Sebelum melihat Derinkuyu Underground City, aku mampir di gereja tua yang tidak terawat tapi cukup menarik perhatian. Pintunya terkunci rapat, tumbuhan liar tumbuh di sekelilingnya. Beberapa bagiannya juga sudah rusak. Setelah berkeliling sebentar, aku lanjut berjalan menuju Derinkuyu Underground City.
Harga tiket masuk ke Derinkuyu Underground City adalah 35TL atau sekitar Rp100.000.
Derinkuyu Underground City adalah kota bawah tanah yang paling besar yang sudah ditemukan dan diteliti. Derinkuyu terdiri dari 18 lantai sedalam 60 meter dan bisa menampung sekitar 20.000 orang, hewan ternak dan bahan makanan mereka. Keren banget kaaaan?? Dua puluh ribu looooh! Tapi untuk wisatawan hanya dibuka 8 lantai aja dan bener-bener udah capek baru 8 lantai juga haha.
Gak cuma kapasitasnya yang bikin aku berdecak kagum. tapi juga sistem tata kotanya yang terencana. Setiap bagian di dalam gua bawah tanah ini punya fungsi masing-masing diantaranya ada galeri, living room, tempat ibadah, penjara, kamar mandi, dll.
Di lantai paling atas, diisi oleh hewan ternak. Setiap ruangan disana terhubung satu sama lain dan sirkulasi udaranya juga bagus karena ada sekitar 15.000 ventilasi yang mengalirkan udara segar ke kota bawah tanah ini. Di lantai dua ada ruangan yang luas yang langit-langitnya berkubah. Katanya ruangan ini adalah religious school dan ruangan disebelahnya adalah ruangan belajar. Derinkuyu juga terhubung dengan sejumlah kota bawah tanah lainnya yang berada di bawah tanah Cappadocia. Bikin sakit kepala pokoknya mikirin gimana orang zaman dulu bisa sebagus itu bikin perencanaan kota.
Kota di Derinkuyu terbentuk di era Bizantium (abad ke-4 masehi) sampai tahun 1923 dan diperluas ketika digunakan sebagai perlindungan selama perang Arab-Bizantium periode 780-1180 masehi. Selanjutnya, underground city ini masih digunakan sebagai perlindungan dari serbuan Mongolia Timur abad ke 14 dan berlanjut hingga kota ini jatuh ke tangan Ottoman. Akhir abad ke-20, penduduk kota disebut sebagai Cappadocian oleh orang Yunani dan mereka masih menggunakan ruang bawah tanah untuk melepaskan diri dari gelombang periodik ancaman Ottoman.
Ketika penduduk kristen tahun 1923 diusir dalam pertukaran populasi antara Yunani menjadi Turki, terowongan Derinkuyu ini mulai ditinggalkan dan menjadi kosong. Tahun 1963, Derinkuyu ditemukan kembali dan diteliti lebih lanjut.
Baca juga: Goreme Open Air Museum, Cappadocia, Turkey
Baca juga: Goreme Open Air Museum, Cappadocia, Turkey
Kaymakli Underground City
Dari Derinkuyu, aku melanjutkan perjalanan ke Kaymakli Underground City. Hanya butuh waktu sekitar 15 menit menggunakan bus, aku udah sampai di Kaymakli Underground City. Harga tiket masuknya sama, 35TL.
Dibandingkan dengan Derinkuyu yang masih terlihat natural, Kaymakli Underground City sepertinya lebih rapi karena sudah dilakukan perbaikan di beberapa bagian di tempat wisata. Kaymakli Underground City didirikian dibawah bukit besar dan berasal dari zaman Het dan Frigia di 3000 SM.
Orang Kaymakli membangun underground city ini untuk alasan keamanan dan terdiri dari 8 lantai (tapi hanya 4 lantai yang dibuka untuk wisata). Disini terdapat gereja, kuburan, kandang kuda, ruang tamu, gudang, tempat penyimpanan dan dapur. Diperkirakan sebanyak 3.500 orang pernah tinggal disini.
Seperti Derinkuyu, di Kaymakli Underground City ini lantai pertama juga digunakan untuk rumah binatang. Lantai kedua adalah gereja, lantai ketiga gudang persediaan untuk menyimpan anggur, gandum dan tepung, dan di lantai keempat adalah gudang persediaan makanan yang besar.
Meskipun lebih kecil dari Derinkuyu Underground City, Kaymakli Underground City tidak kalah menakjubkan loh. Keduanya juga punya pintu batu super besar yang aku sendiri bingung dimana cara membuka dan menutup pintu tersebut saking beratnya!
Kemegahan underground city di Cappadocia emang bikin pengunjung berdecak kagum. Puluhan lantai, bawah tanah, sirkulasi udara bagus, visioner, pokoknya bakalan bikin kamu melongo apalagi buat yang suka sama sejarah.
Berkunjung ke underground city emang bakalan bikin kamu sakit kaki dan pinggang karena kebanyakan jalan sambil nunduk dan jongkok, tapi worth it ko! Kamu juga bisa sewa guide disana dengan harga sekitar 20 euro biar informasi yang kamu dapet lebih lengkap. Tapi kalaupun enggak, kamu tetep bisa nikmatin underground city ini. Tinggal ikutin tanda panah merah untuk tour dan tanda panah biru untuk keluar dari underground city.
Gimana nih? Kamu tertarik buat liat underground city secara langsung?
• by Oktavia Wijaya
Mengunjungi Goreme Open Air Museum, Turkey
Merkez, Müze Cd., 50180 Göreme Belediyesi/Nevşehir Merkez/Nevşehir, Turkey
Hari kedua di Cappadocia, aku memutuskan untuk mengunjungi Goreme Open Air Museum. Sebenarnya, untuk berjalan-jalan di Cappadocia kamu bisa pilih paket Red Tour, Green Tour atau tour lainnya dengan harga sekitar Rp500 ribu. Tapi, karena pas liat maps tempatnya hanya 2 km dari Desa Goreme tempatku menginap, aku akhirnya berangkat sendiri tanpa ikut tour!
Oh iya, aku ketemu traveler juga di hostel tempat aku nginep, namanya Alexis dari Prancis. Akhirnya serelah ngobrol-ngobrol kita memutuskan untuk ke Goreme Open Air Museum barengan. Sekitar jam 10 pagi kita pergi dari hostel dengan berbekal maps dan jalan kaki.
Sepanjang perjalanan menuju Goreme Open Air Museum, aku takjub banget sama pemandangan yang luar biasa indahnya. Perjalanan yang lumayan ini jadi gak kerasa karena bener-bener menikmati pemandangannya.
Sesuai dengan namanya, Goreme Open Air Museum ini adalah museum di ruangan terbuka yang terdiri dari gua-gua dan merupakan museum terbuka terbesar di dunia! Selain gua yang dulunya dipakai sebagai tempat tinggal, disana kamu juga bisa liat banyak gereja kuno yang berasal dari abad ke-10 sampai abad ke-12. Sejak tahun 1924, gereja-gereja ini sudah tak berfungsi lagi dan dirubah menjadi museum tahun 1960.
Ada sekitar 14 gereja diantaranya Apple Church, Snake Church, St. Basil Church, Sandal Church, St. Catherine Chapel dan Dark Church. Untuk masuk ke Dark Church, kamu harus bayar lagi 15TL. Yang unik dari gereja-gereja gua ini, setiap gambarnya baik yang sudah memudar ataupun belum, gambar wajahnya pasti rusak. Btw, langit-langit ini masih asli dari zaman Bizatium loh! Di dalam gereja juga dilarang mengambil foto dan dijaga oleh staf khusus.
Kisah-kisah dari Injil digambar di dinding-dinding atau atap gereja. Tujuannya untuk menyebarkan ajaran Kristiani. Kenapa lewat gambar? Karena mayoritas penduduk lokal buta huruf pada masa itu. Sayang banget pas masa Ottoman, gereja-gereja ini terbengkalai. Butuh waktu yang lama buat bikin gereja ini balik sesuai aslinya, juga butuh banyak sejarawan.
Kamu bakalan dibikin terkagum-kagum sama tempat tinggal orang zaman dahulu di dalam gua batu. Jadi kalau kesini, jangan cuma sibuk foto-foto ya, dibaca juga informasi-informasi di tiap bangunan gua.
Kalau mau, kamu juga bisa sewa pemandu lokal atau sewa audio guide supaya bisa dapet banyak banget cerita tentang tempat ini.
Butuh waktu lebih dari 1 jam buat bisa keliling dan liat satu-persatu tempat disini. Oh iya, tiket masuknya 35TL atau sekitar Rp100.000 (exclude Dark Church). Sebelum pintu keluar, kamu juga bisa mampir buat beli souvenir khas atau nongkrong di cafe. Di luar museum juga ada kok yang jualan souvenir dan harganya lebih murah dibandingkan di area museum.
Goreme Open Air Museum ini juga termasuk Situs Warisan Dunia UNESCO sejak tahun 1985 loh. Kamu wajib banget kesini kalau ke Cappadocia!
Subscribe to:
Posts (Atom)
Social Icons