“Lah kamu ngapain diet? Udah kurus
gini juga. Apanya yang mau didietin?”
Hampir setiap orang berkata seperti
itu ketika aku menolak ajakan makan gorengan karena sedang diet. Apa yang salah dari orang kurus yang diet?
Yang salah adalah mindset masyarakat
tentang diet, bahwa diet adalah program pengurusan badan sehingga orang yang
kurus seperti haram untuk diet. Jadi sebenarnya, diet itu apa?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI), diet merupakan aturan makanan khusus untuk kesehatan dan sebagainya
(biasanya atas petunjuk dokter). Setelah menyimpulkan pendapat dari beberapa
ahli, diet bisa disebut sebagai pengaturan jenis dan jumlah makanan yang
diperlukan tubuh agar tetap sehat. Tidak ada ahli yang mengatakan bahwa diet
itu hanya bertujuan untuk membuat berat badan berkurang atau membuat seseorang
menjadi kurus.
Berdasarkan definisi para ahli yang
menyebutkan bahwa diet adalah upaya mengatur asupan nutrisi, diet ini dibagi
menjadi beberapa macam, yaitu:
- Menurunkan berat badan
- Meningkatkan berat badan
- Pantang terhadap makanan tertentu (bagi penderita penyakit tertentu)
Karena penafsiran yang salah
mengenai diet, banyak orang yang melakukan diet dengan cara yang salah dan
hanya berorientasi pada hasil—kurus. Karena goalsnya
adalah kurus, maka mengurangi makan atau tidak makan sama sekali dianggap
sebagai solusi atau cara yang tepat untuk diet. Alhasil, bukannya kurus tapi
badan malah tak terurus.
Masalah kesehatan yang diakibatkan
karena diet salah kaprah dialami oleh Elda dan Nisa. Masing-masing masih
berumur 23 tahun dan sama sekali tidak memiliki badan yang obesitas. Obsesi
mereka untuk kurus membuat mereka melakukan diet tetapi dengan cara yang salah
dan membuat mereka akhirnya terkulai lemas di ranjang UGD.
Elda sudah 3 hari tidak makan nasi
sama sekali, alasannya sedang diet. Elda mengikuti cara diet temannya yang berhasil. Ketika diberi tahu untuk tidak
melakukan diet dengan cara seperti itu, jawabannya selalu sama. “Ih aku tuh gendut, kamu enak kurus
gak perlu diet-diet,” ujarnya. Lagi-lagi, diet merupakan sesuatu hal yang haram
dilakukan orang kurus karena presepsi tentang diet yang salah. Di hari ketiga
perjuangan dietnya, Elda masuk UGD. Tubuhnya lemah dan maagnya kambuh. Mau
tidak mau, obat disuntikkan ke dalam tubuhnya dan dia diharuskan bed rest.
Masih dengan akhir cerita yang sama,
Nisa termotivasi untuk diet karena ejekan teman-temannya yang menyebutnya bulat
dan bantet. Tinggi Nisa sekitar 152 cm dengan berat badan 48 kg. Ideal tidaknya
berat badan seseorang bisa dihitung dengan Kalkulator BMI (Body Mass Index).
BMI adalah angka yang menentukan apakah
berat badan seseorang itu ideal, kurang atau berlebih. Setelah dihitung dengan
Kalkulator BMI, Nisa memiliki BMI 20,8 yang berarti dia memiliki berat badan ideal.
Tapi karena lingkungannya mengejek dia, akhirnya dia memutuskan untuk diet, sayangnya dengan cara yang salah.
Perhitungan BMI |
Definisi diet menurut Nisa adalah
program pengecilan berat badan atau untuk membuat kurus. Oleh karena itu, Nisa
memutuskan untuk tidak makan nasi sama sekali. Nasi diganti dengan sayuran yang
direbus. Dari mana Nisa mendapatkan menu diet tersebut? Nisa mengumpulkan
informasi dari internet, aplikasi dan menyimpulkan sendiri menu diet yang tepat
untuk dirinya. Alhasil di hari ketujuh, Nisa terkulai lemas di UGD dikarenakan
kelelahan serta asupan makanan yang
kurang dan tidak teratur.
Ada banyak sekali Elda dan Nisa
lainnya di lingkungan kita, yang menganggap bahwa diet adalah untuk menurunkan
berat badan, tidak makan nasi, menyimpulkan sendiri menu diet dan berakhir dengan
menyakiti tubuh sendiri. Mereka salah memahami arti dari diet dan dengan
mudahnya menyimpulkan sendiri diet yang mereka jalani hanya berbekal informasi
dari internet dan pengalaman orang lain yang berhasil turun berat badan. Lantas
mengapa tidak berkonsultasi kepada dokter gizi jika ingin diet? Jawabannya hanya
dua, malu dan mahal.
Coba kamu tuliskan kata “Diet” di
mesin pencarian Google. Sebanyak 825 juta informasi tentang diet muncul dalam
waktu 0,65 detik saja. Ada begitu banyak
informasi mengenai diet mulai dari definisi hingga tips turun berat badan dalam
waktu singkat. Dari jutaan informasi tersebut, bagaimana bisa seseorang
menyimpulkan diet apa yang tepat baginya dan membuat menu diet sendiri? Pemahaman mengenai diet yang salah kaprah
ditambah ambisi untuk kurus membuat banyak orang tidak berfikir logis dan
menginginkan hasil yang instan.
Hasil pencarian di Google dengan keyword "DIET" |
Seorang Sarjana Gizi dari
Universitas Jenderal Sudirman, Kania, berbagi cerita bagaimana menimba ilmu
gizi semasa kuliah. Butuh waktu bertahun-tahun untuk memahami materi tentag gizi.
Belum lagi ujian yang bertubi-tubi, praktik magang yang tak sebentar, hingga
buku-buku tebal yang harus selalu dipelajari tanpa henti. Untuk bisa memberikan
sebuah menu diet untuk seseorang, ada banyak hal yang perlu dipertimbangkan.
Informasi mengenai metabolisme tubuh, riwayat penyakit, kalori yang dibutuhkan,
usia dan jenis kelamin dibutuhkan seorang ahli gizi sebelum menentukan diet
yang tepat bagi seseorang. Tidak sederhana kan?
Fenomena diet salah kaprah ini
terjadi karena dipengaruhi berbagai faktor salah satunya adalah body image. Body image adalah gambaran mental seseorang terhadap bentuk dan
ukuran tubuhnya, bagaimana seseorang mempersepsi dan memberikan penilaian atas
apa yang dia pikirkan dan rasakan terhadap ukuran dan bentuk tubuhnya, dan atas
bagaimana kira-kira penilaian orang lain terhadap dirinya. Apa yang dia
pikirkan dan rasakan belum tentu benar-benar mempresentasikan keadaan yang
sebenarnya, namun lebih merupakan hasil penilaian dan evaluasi diri yang
subjektif.
Contohnya adalah Vania. Wanita
berusia 22 tahun ini memiliki tinggi yang semampai degan berat badan yang
menurut banyak orang ideal, tidak terlalu kurus dan tidak gemuk. Ketika banyak
orang yang menginginkan memiliki tubuh ideal seperti Vania, dia sendiri merasa
gendut dan melakukan diet dengan alasan ingin kurus. Inilah body image yang diciptakan Vania
terhadap dirinya sendiri. Dia merasa gendut, padahal orang lain menginginkan
bisa memiliki body ideal seperti
Vania.
Permasalahan mengenai body image ini
diprovokasi oleh banyak hal. Pada umumnya, manusia terutama wanita, memiliki
standard-standar tertentu dalam hidupnya seperti berpostur tinggi, langsing,
berkulit putih, berambut panjang dan lain sebagainya. Citra tubuh yang ideal
tersebut tidak terlepas dari adanya provokasi media. Perhatikan,
majalah-majalah wanita terutama majalah fashion, film dan televisi menyajikan
gambar model-model yang kurus sebagai figure yang ideal sehingga membuat banyak
wanita yang tidak puas dengan dirinya sendiri. Ketidakpuasan ini menyebabkan kecemasan
dan berpengaruh terhadap psikologis orang tersebut.
Menurut Sarjana Psikologi
Universitas Pendidikan Indonesia, Gina Tryapriliya, hal seperti ini yang
membuat sesat pikir. Tujuan dari diet
sebenarnya adalah untuk sehat. Tapi karena body
image tersebut, makna sehatnya malah dikesampingkan. Tujuannya bukan lagi
untuk sehat, tapi untuk kurus. “Coba deh tanya sama orang-orang yang diet
karena pengen kurus alasannya apa? Rata-rata jawabannya akan mengarah ke
perubahan bentuk agar mendapat pengakuan sosial yang lebih baik. Misalnya gak
diledekin, biar ditaksir gebetan, pengen kelihatan tirus di foto, semua alasan
itu tujuannya satu kan? Ingin diakui.” ujar Gina. Meneruskan pernyataannya,
Gina mengatakan bahwa diet salah kaprah ini bisa jadi permasalahan serius untuk
kesehatan mental seseorang, salah satu dampaknya adalah eating disorder yang mengarah kepada depresi.
Penderita eating disorder ada beberapa jenis di antaranya yang paling popular
adalah anoreksia nervosa dan bulimia nervosa. Ini bukan lagi masalah
gizi, tapi sudah masuk ke masalah psikologis. Anoreksia nervosa adalah ganguan perilaku makan yang ditandai
dengan ketakutan berlebih terhadap berat badan sehingga mereka cenderung untuk
membatasi asupan makanannya dengan cara melakukan diet yang sangat ketat.
Berbeda dengan anoreksia, penderita bulimia nervosa justru makan berlebihan
tapi kemudian diikuti dengan pembersihan diri dari makanan yang dimakannya dengan
cara dimuntahkan atau menggunakan obat pencahar.
![]() |
Penderita Anorexia | Newsner.com |
Eating disorder tidak bisa disepelekan. Jika sudah mengalami eating disorder, harus segera ditangani dengan serius karena bisa
berakibat fatal hingga kematian. Tantangan dari penyakit ini adalah mereka
tidak sadar jika dirinya menderita gangguan perilaku makan tersebut. Meskipun
sadar, mereka biasanya menutupi dari orang sekitar karena merasa malu. Dikutip dari salah satu portal berita online,
Februari 2017, psikolog Tara Adhisti de Thouars menyatakan bahwa beliau pernah
mendapatkan informasi dari sebuah situs tentang gangguan makan bahwa Indonesia
berada di nomor empat negara dengan penderita gangguan makan terbanyak.
Selain media, lingkungan dan
komentar negatif juga menjadi faktor yang mempengaruhi fenomena tersebut. Kalimat
semacam “Ih kamu gendutan ya?” sering
dianggap sebagai kalimat yang biasa diucapkan. Nyatanya, kalimat tersebut bisa
jadi mempengaruhi psikologi seseorang yang berakhir dengan kecemasan berlebihan
dan tidak percaya diri. Kejadian seperti ini dialami langsung Rahma, seorang
karyawan salah satu televisi swasta di Jakarta.
Setelah memutuskan untuk pulang
kampung ke Jember selama beberapa hari, Rahma pulang dengan muka kusut. Setelah
ditanya lebih lanjut, Rahma ternyata terganggu dengan komentar teman-temannya
mengenai badannya yang lebih berisi. Tidak hanya dari lingkungan pertemanannya,
ternyata lingkungan keluarganya juga menyatakan hal yang sama dan
menyarankannya untuk diet. “Kesel aku. Mereka gak tahu kan aku kerja di Jakarta
kayak gimana? Kerja di bidang aku sekarang itu sibuk, malahan makan aja kadang
gak sempet. Aku juga gak tahu kenapa aku gendut padahal jarang makan. Aku kesel
terus-terusan dibilangin gendut dan disuruh diet.” ujarnya sambil melihat ke
atas agar air mata yang sudah menggenang tidak jatuh ke pipinya.
Dulu Rahma pernah diet menggunakan
salah satu suplemen diet berbentuk susu. Suplemen tersebut dikonsumsi sebagai
pengganti sarapan dan makan malam. Suplemen ini juga menawarkan konsultasi
secara personal dengan biaya tambahan, tapi Rahma tidak menggunakannya.
Keputusan Rahma untuk menjalani metode diet dengan suplemen ini karena ada
temannya yang berhasil kurus. Rahma pun berhasil turun 8 kg hanya selama 1,5
bulan pemakaian tanpa dibarengi olahraga! Luar biasa kan? Bagaimana orang-orang
tidak tergoda untuk menjalani diet instan dengan metode seperti ini?
Sumplemen makanan untuk diet yang
dikonsumsi sebagai pengganti sarapan dan makan malam ternyata tidak sepenuhnya
baik. Kepala Instalasi Gizi RS Haji Jakarta, Ibu Cut Kemala Handayani, S.Gz, RD
menyatakan bahwa diet yang benar itu adalah diet gizi seimbang. Diet ini
mengacu pada pilar gizi seimbang yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan RI.
Prinsip diet gizi seimbang adalah dengan mengonsumsi 5 jenis makanan ditambah
dengan membiasakan aktivitas fisik, gaya hidup bersih serta memantau status
gizi dan kesehatan. Jadi, apa saja yang harus dilakukan untuk melakukan diet
gizi seimbang?
- Konsumsi Karbohidrat. Karbohidrat yang disarankan dikonsumsi adalah karbohidrat kompleks seperti nasi, kentang dan beras merah. Setiap harinya, karbohidrat dikonsumsi sebanyak 3-4 porsi.
- Konsumsi Protein. Protein berfungsi untuk memperbaiki jaringan atau sel yang rusak, maka dari itu mengkonsumsi protein wajib sebanyak 2-4 porsi dalam sehari. Ada 2 macam protein, yaitu protein nabati dan protein hewani. Tahu dan tempe adalah contoh protein nabati, sedangkan ikan, daging, telur, susu adalah contoh protein hewani.
- Konsumsi Buah dan Sayur. Mengapa buah dan sayur penting? Karena keduanya memiliki kandungan mineral yang tidak dimiliki oleh jenis makanan lainnya. Selain itu, buah dan sayur juga mengandung serat untuk melancarkan pencernaan. Porsi buah yang dikonsumsi setiap harinya adalah 2-3 kali, sedangkan untuk sayuran 3-4 kali.
- Batasi Makanan Manis, Asin dan Berminyak. Siapa yang suka mie instan, gorengan dan makanan olahan pabrik? Mulai sekarang, konsumsi makanan seperti itu harus dibatasi. Setiap harinya, kamu tidak boleh makan lebih dari 1 sendok teh garam, 4 sendok makan gula dan 5 sendok makan lemak.
- Minum Air yang Cukup dan Aman. Kamu harus minum air putih yang cukup setiap harinya, dan tentunya dari sumber yang aman. Dalam sehari, minimal kamu minum 8 gelas air putih agar tubuh selalu terhidrasi dan metabolisme berjalan normal.
Selain memperhatikan konsumsi
makanan setiap harinya, kamu juga harus melakukan olahraga secara rutin.
Kenapa? Karena olahraga membantu mempercepat metabolisme energi dan makanan
yang dikonsumsi. Jangan lupa juga untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan
sehat juga secara rutin memantau status gizi dan kesehatan.
![]() |
Tumpeng Gizi Seimbang |
“Diet dengan tidak makan itu salah.
Makan itu sudah seharusnya 3 kali sehari, tapi makanannya yang diatur sesuai
dengan gizi seimbang dan kalori yang dibutuhkan oleh tubuh. Nah, kalori yang
dibutuhkan setiap orang itu berbeda-beda, jadi tidak bisa disamakan. Diet
dengan suplemen juga tidak disarankan ya, karena dengan diet gizi seimbang saja
sudah cukup untuk seseorang bisa hidup sehat,” papar Cut Kemala. Persoalan
mengenai konsultasi kepada dokter gizi yang dianggap mahal, tidak dibenarkan
oleh beliau. Masyarakat bisa berkonsultasi di puskesmas atau rumah sakit dengan
harga terjangkau. Ahli gizi juga akan menjaga privacy pasiennya ketika berkonsultasi, jadi tidak perlu merasa
canggung atau malu.
Cut Kemala Handayani, S.Gz, RD |
Saat ini, perbincangan mengenai
kesehatan hanya soal penawaran solusi praktis. Kesehatan hanya persoalan bisnis
dan membuat barang dagangan laris. Maka dari itu, kita sebagai masyarakat yang
harus cerdas. Perlu diingat, tujuan sebenarnya dari diet adalah untuk
memberikan nutrisi yang cukup untuk tubuh, untuk membuat sehat, dan membatasi
konsumsi tertentu bagi penderita penyakit, bukan untuk kurus. Jika masih
bingung bagaimana melakukan diet yang tepat, kamu bisa berkonsultasi dengan
ahli gizi. Lebih baik menggunakan dana untuk konsultasi daripada membayar biaya
rawat inap rumah sakit, bukan?
Post a Comment