Siapa sih yang tidak tau keindahan Gunung Rinjani? Rinjani yang gagah, menyimpan sebuah surga kecil di kaki gunungnya. Tidak banyak orang yang tahu, tetapi keindahannya tidak kalah dengan wisata alam lainnya. Sembalun merupakan sebuah wilayah di Lombok timur, salah satu gerbang masuk pendakian Rinjani. Ternyata, tak hanya Rinjani yang menjadi daya tarik wisata di desa ini. Kemarin, 10 travel blogger (termasuk aku) bersama Kumparan menghabiskan 2 hari 1 malam disana. Super excited sih bisa liburan ke tempat yang belom banyak orang tau keindahannya. Jadi, agenda selama di Sembalun kemana aja?
Day 1
Hotel Pesona Rinjani
Sesampainya di Bandara International Lombok, kami langsung dijemput travel guide dan langsung berangkat menuju sembalun. Sekitar 2 jam perjalanan, akhirnya kami sampai di kaki Gunung Rinjani ini dan langsung menuju Hotel Pesona Rinjani. Hotel ini menyuguhkan view Gunung Rinjani di halaman coutagenya. Kamarnya juga bersih dan cukup nyaman. Yang aku tempati kamar dengan twin bed, tv, meja, lemari, dan kamar mandi yang luas dan semi outdoor. Pas sampai di hotel tengah hari, sempet ngomel karena panas banget cuacanya. Nyari-nyari AC gak nemu, dan ternyata emang gak ada AC. Pas malem, berubah pikiran 180 derajat karena cuacanya dingin banget dan memang gak butuh AC disana, haha.
 |
View Hotel |
 |
Hotel Pesona Rinjani |
Kebun Strawberry
Destinasi pertama yang dituju adalah kebun strawberry. Untuk sampai ke kebun strawberry ini harus melewati jalan cukup sempit yang cuma muat 1 mobil dan 1 motor. Kebun strawberry ini dikelilingi bukit-bukit besar kehijauan. Lahannya cukup luas dan berada diantara perkebunan dan pesawahan. Di kebun strawberry ini pengunjung bisa petik sendiri dan langsung di makan. Strawberry segar yang dipetik sendiri ini, bikin lupa udah makan berapa buah dan tiba-tiba kekenyangan.
 |
Strawberry Petik Sendiri |
 |
Kebun Strawberry diantara bukit-bukit |
Rumah Adat Beleq
Di kaki Gunung Rinjani terdapat sebuah rumah adat, tepatnya di Desa Sembalun Lawang, Lombok Timur, NTB. Rumah adat ini unit karena hanya ada 7 rumah adat dan bagian lantai di rumahnya terbuat dari campuran kotoran kerbau dan tanah. Disana, setiap memasuki rumah harus mencuci kaki terlebih dahulu. Karena penduduk jaman dahulu sering pergi ke hutan, dan ketika mereka pulang mereka dianggap diikuti oleh roh jahat sehingga dengan mencuci kaki dianggap mensucikan diri agar roh jahat tersebut tidak ikut masuk ke rumah. Di dalam rumah juga terdiri dari 2 ruangan, salah satunya ruang tamu. Tak ada perabotan rumah tangga di dalamnya.
 |
Rumah Adat Beleq |
Bukit Selong
Dari Rumah Adat Beleq, kita jalan menaiki bukit. Tenang aja, naiknya tinggal meniti tangga dan jalannya gak terlalu jauh. Dari sana, kita bisa liat rumah adat dari ketinggian. Berputar 90 derajat, kalian bisa liat permadani di kaki langit. Hamparan sawah berbentuk kotak-kotak, berjejer rapi dengan background bukit-bukit yang menjulang tinggi. Naik lebih tinggi lagi, kamu bakalan menemukan spot foto menarik. Tapi, tanjakan kali ini lebih curam dan meniti batu-batu dan tanah.
 |
Pemandangan dari Bukit Selong |
Day 2
Bukit Siswa
Pagi-pagi kita langsung berkemas menuju Bukit Siswa. Berbeda dengan Bukit Selong, Bukit Siswa ini memiliki trek yang lebih curam dan lebih lama. Cukup menguras tenaga dan bikin nafas ngos-ngosan. Tapi kalo udah sampe atas, dijamin capenya ke bayar sama pemandangannya yang keren. Nah, di bukit ini selain menyuguhkan pemandangan yang keren banget, kalian juga bisa main paralayang. Untuk paralayang, akan dipandu dan ditemani oleh seorang pilot yang merupakan atlet paralayang terbaik disana. Tapi sejauh ini, paralayang yang digunakan hanya satu. Karena itu, pilot yang sudah mendarat di bawah dan crew harus naik lagi ke bukit untuk melakukan penerbangan selanjutnya. Sore hari disana, kabut mulai turun. Pemandangannya jadi ketutup kabut tapi tetap ciamik dan syahdu. Gak lama, kabut mulai pergi lagi dan sunset dari atas sana juga ternyata keren.
 |
Pemandangan dari Bukit Siswa |
 |
Bisa main Paralayang |
 |
Sunset di Bukit Siswa |
Nonton Pertunjukan Seni khas Sembalun
Turun dari mobil, kami sudah melihat banyak orang berkumpul di pekarangan rumah. Ternyata tempat itulah yang akan digunakan untuk menampilkan pertunjukan seni khas Sembalun. Ada panggung kecil disana. Terlihat pemain musik yang di dominasi bapak-bapak usia lanjut asyik memainkan alat musik tradisional. Tak lama, penari datang, dan diakhiri dengan pertunjukan drama. Sepenggal cerita rakyat itu ditampilkan oleh sekelompok pelestarian Cupak Gerantang bernama "Jati Suara Rinjani" diiringi dengan gamelan sasak. Cerita ini berkisah tentang nasib baik dan buruk yang tergantung pada perbuatan kita di bumi.
 |
Pertunjukan "Jati Suara Rinjani" |
Ternyata, Sembalun bukan sekedar kaki Gunung Rinjani. Pesona kekayaan alam dan budaya disini pun menarik untuk dikunjungi dan dipelajari. Liburan singkat ini sangat menyenangkan. Ditambah disela-sela liburan ini ada pelatihan mengenai travel journalist dan photography.Seneng banget liburan kali ini gak sekadar hiburan. Aku dapet banyak banget pengetahuan dan pengalaman di traveling ke Sembalun kali ini.
Post a Comment