![]() |
Pics: Google |
Seminggu kemarin, kami berkumpul di sebuah tempat ngopi. Obrolan kami saat itu cukup serius, karena seorang teman sedang berkeluh kesah mengenai pernikahan. Ketika semuanya sudah memumpuni untuk menikah, tetapi dia sendiri masih belum yakin dan masih ingin kesana-kemari, sedangkan ada yang mengeluhkan jika tidak segera dia lamar ada kemungkinan dia akan dengan orang lain. Dia galau...
Teman lainnya bercerita tentang bagaimana adiknya melangkahinya menikah. Dia sendiri tidak masalah, tetapi orang lain omongannya macam-macam. Awalnya dia berusaha cuek, tapi lama-lama pendapat orang lain itu cukup mengganggu bagi dia dan keluarganya. Dia galau...
Ada juga yang bercerita tentang bagaimana pemilihnya dia dalam menentukan pasangan hidupnya. Bukan hanya pasangannya, tapi keluarga pasangannya juga. Dia galau...
Semalam, teman bercerita mengenai pasangannya yang telah berkali-kali mengatakan bosan dengan hubungan mereka. Bagaimana dia telah bersabar membujuk dan memperbaiki hubungannya, sampai pada saat dimana dia ingin menyerah untuk tidak berjuang sendirian lagi. Dia galau...
Obrolan di umur 20-an memang masih membahas mengenai pasangan, cinta, dan hubungan. Tetapi, cakupannya sudah mulai meluas. Bukan hanya tentang aku dan kamu, tapi juga tentang keluargamu, teman-temanmu, lingkungan pekerjaanmu dan banyak pertimbangan lainnya. Kita semakin selektif dalam memilih pertemanan, apalagi pasangan. Kita memikirkan banyak hal, dengan banyak pertimbangan. Kita memutuskan berdasarkan pemikiran yang dalam, dengan berbagai sudut pandang.
Menyedihkan memang menjadi dewasa. Dimana hidup kamu bukan hanya untuk kamu.
Selain menyedihkan. umur 20-an juga menyenangkan. Kita berbicara mengenai banyak hal dan dari banyak sudut pandang. Kita berbicara politik, agama, sosial, sampai dengan masalah asmara. Tak jarang, kita duduk bersama dan berbincang sampai lupa waktu, sampai kopi di cangkir habis, dan sampai jalanan sepi karena sudah larut. Semakin dewasa kita semakin sadar, bahwa setiap orang memiliki permasalahan hidupnya masing-masing. Tak jarang kita menertawakan kebodohan sendiri, menertawakan masa lalu yang membentuk kita sekarang.
Berbincang dan bertukar pikiran juga membuat kita menjadi manusia yang berempati. Bahwa ada banyak sekali pertanyaan-pertanyaan yang seharusnya tidak diajukan, ada banyak sekali basa-basi yang tak perlu dilakukan. Sadar bahwa kehidupan bukan untuk dilombakan, karena masing-masing dari kita memiliki waktunya sendiri-sendiri. Tak perlu menyamakan standar kesuksesan, apalagi standar kebahagiaan.
Obrolan umur 20-an mengajarkan banyak hal. Mengajarkan kita untuk menjadi pendengar yang baik, dan pemberi solusi yang bijak. Memberi pelajaran untuk tidak menjadi orang yang asal menilai, belajar menilai dari berbagai sudut pandang. Obrolan di umur 20-an adalah obrolan tentang keresahan hidup, bagaimana sulitnya bertransisi dari seorang remaja menjadi dewasa, dari pemikiran sederhana menjadi kompleks. Obrolan di umur 20-an memproduksi obrolan hasil pemikiran mendalam, hasil perasaan terpendam, bukan hanya emosi sesaat.
"Aging is not lost youth but a new stage of opportunity and strength"
Post a Comment