Siapa yang tidak tau Soekarno? Presiden pertama RI ini sekaligus sebagai seorang proklamator kemerdekaan Indonesia. Dalam perjalanan hidupnya, Soekarno sempat beberapa kali diasingkan, salah satunya diasingkan ke Pulau Bangka. Bung Karno (panggilan untuk Soekarno) dan Bung Hatta (panggilan untuk M.Hatta) diasingkan oleh Belanda pada tahun 1948-1949 di Gunung Menumbing, Desa Air Belo, Kecamatan Mentok, Kabupaten Bangka Barat. Pengasingan ini merupakan dampak dari Agresi Militer Belanda tahun 1949 yang menyerang ibu kota republik Indonesia. Bung Karno, Bung Hatta, dan tokoh lainnya di tawan Belanda dan diterbangkan ke Muntok dengan alasan supaya terisolir dari pergaulan dunia internasional.
Tempat peristirahatan Bung Karno yang disana bernama Jati Wisata dan dijaga oleh Abdi Dalem Keraton Yogyakarta yang terus berlanjut dari generasi ke generasi.Setelah menjadi sebuah saksi bisu dalam sejarah, Wisma Menumbing menjadi sebuah objek wisata sejarah. Bangunan kokoh bercat putih ini sangat gagah diantara lingkungan yang asri karena rindang dengan pepohonan. Disini ada banyak sekali barang peninggalan Bung Karno dan Bung Hatta.
Dari pintu masuk, pengunjung akan langsung disuguhi ruangan khas jaman dulu yang bernama ruangan pesanggrahan. Ruang tamu disana, dulunya digunakan sebagai tempat berkumpul masyarakat lokal mengadakan syukuran peresmian gedung tepatnya tahun 1930.
Sebelah kanan, terdapat ruang rapat yang cukup luas dengan jejeran meja dan kursi yang terbuat dari kayu. Di dinding, digantung foto-foto pahlawan, dan di depan jlas berderet meja dan kursi untuk pemimpin rapat.
Dari ruang rapat, kamu bisa melihat mobil Ford yang pernah digunakan Bung Karno terparkir rapi dan bersih. Mobil sedan kuno keluaran Ford De Luxe 8 berplat BN 10 itu dipajang tanpa mesin, tepat di depan sebuah kamar yang pernah ditempati oleh Bung Karno dan Bung Hatta.
Ruangan tempat tinggal itu terbagi dua bagian. Dari pintu kamar, terdapat ruangan berukuran sekitar 4x5 meter. Sebuah meja dan kursi yang sudah usang termakan usia terlihat disana. Di meja inilah, Bung Karno sering menulis dan membaca. Di kamar Bung Karno dan Bung Hatta, terdapat dua ranjang masing-masing 1x2 meter yang terbuat dari kayu.
Dari pintu masuk, pengunjung akan langsung disuguhi ruangan khas jaman dulu yang bernama ruangan pesanggrahan. Ruang tamu disana, dulunya digunakan sebagai tempat berkumpul masyarakat lokal mengadakan syukuran peresmian gedung tepatnya tahun 1930.
Sebelah kanan, terdapat ruang rapat yang cukup luas dengan jejeran meja dan kursi yang terbuat dari kayu. Di dinding, digantung foto-foto pahlawan, dan di depan jlas berderet meja dan kursi untuk pemimpin rapat.
Dari ruang rapat, kamu bisa melihat mobil Ford yang pernah digunakan Bung Karno terparkir rapi dan bersih. Mobil sedan kuno keluaran Ford De Luxe 8 berplat BN 10 itu dipajang tanpa mesin, tepat di depan sebuah kamar yang pernah ditempati oleh Bung Karno dan Bung Hatta.
![]() |
Mobil yang pernah digunakan Soekarno |
Selain itu, terdapat juga kamar dan ruangan kerja bapak proklamasi itu. Yang tak kalah menarik, disana ada sebuah lonceng tua yang diikat di sisi tembok. Konon katanya, dulu lonceng ini biasa dibunyikan untuk memanggil tentara belanda untuk berkumpul.
Di rooftop bangunan, kamu bisa liat pemandangan laut lepas arah Selat Bangka. Selain laut, kamu juga bisa liat hutan yang sangat hijau, dan melihat Kabupaten Bangka Barat dari ketinggian.
Untuk sampai ke tempat ini, butuh waktu sekitar tiga jam dengan jarak kurang lebih 138 km dari Kota Pangkal Pinang. Setau aku kesana gak ada angkutan umum, jadi mendingan sewa mobil. Sekalian bisa main ke daerah-daerah sekitar sana.
Post a Comment