Berjalan semakin jauh, tiba di sebuah kerumunan dengan suara
musik yang cukup keras. Dua mahluk besar menari-nari diantara kerumunan
orang-orang. Ternyata, itu ondel-ondel. Ciri khas dari Jakarta ini, berputar-putar
cepat, membuat kaget sebagaian orang yang lewat dan hampir tertabrak kostum
besar itu. Nampak kaki bersendal jepit menopang beban cukup berat tersebut, dan
aku bertanya-tanya, sehebat apa kekuatan orang yang menopang beban seberat itu
sambil menari-nari berputar di tempat yang cukup sempit? Tak lama, seorang laki-laki keluar dari kostum besar
tersebut. Aku kira akan bertemu dengan sosok bapak yang tinggi besar, ternyata
seorang anak remaja yang baru saja keluar. Kepala dan badannya basah oleh
keringat, ada handuk kecil di pundaknya. Handuk dekil itu, digunakannya untuk
mengelap keringat di dahinya. Sambil tersenyum, dia membawa kostum besar itu ke
pinggir, dan beristirahat bersama teman-temannya.
Saat berbalik, aku menemukan raut wajah bahagia dari seorang
ibu yang sedang mengantar anaknya naik kereta keliling. Sebenarnya bukan
kereta, hanya 3 rangkaian tempat duduk beroda yang ditarik oleh motor. Bapak pengemudi
nampak meminggirkan motornya sambil menunggu penumpang naik. Aku melihat
kebahagiaan disana, sederhana. Namun nikmat.
Ternyata Jakarta bukan hanya tentang kemacetan, panas, dan tak sesuram yang diceritakan. Untuk kesenangan dan kebahagiaan di kota besar ini. Kesenangan mungkin bisa saja hanya milik orang-orang elite yang berlimpah harta dengan fasilitas mewah. Yang bisa jalan-jalan kesana kemari, beli ini itu, pergi dengan mobil tanpa panas dan debu. Tetapi, kebahagiaan milik semua orang. Milik orang-orang yang bersyukur. Milik orang-orang yang memilih untuk bahagia.
Di ibu kota ini, dengan gedung pencakar langit, pusat
perbelanjaan mewah, dan tempat hiburan menarik, aku menemukan kebahagiaan
ditempat yang sederhana. Mungkin memang benar, kesenangan dan kebahagiaan
berbeda rasanya. Orang yang bahagia, pasti senang. Tetapi orang yang senang,
belum tentu bahagia. Semakin yakin bahwa tidak adanya definisi untuk sebuah
kebahagiaan. Menurutku tak semua hal bisa dijelaskan. Manusia sering kali
mendefinisikan untuk memberikan batasan. Batasan hanya membuat sesuatu menjadi
mutlak. Sedangkan kebahagiaan, membutuhkan sebuah ketulusan dan kebebasan. Tanpa direncanakan, tanpa ekspektasi. Terjadi
begitu saja.
Aku setuju dengan kata-kata Pramoedya Ananta Toer,
“Hidup sungguh sangat sederhana, yang hebat-hebat adalah tafsiranya.”
Post a Comment